Maret 2020

Gawai Dayak ditiadakan di Pusat Damai karena Covid-19

Pemerintah Pusat damai awal bulan April 2020 ini membuat pengumuman atau mengedarkan surat edaran yang dibuat oleh kepala Desa Pusat Damai Siprianus, A.Md dalam menyikap masih gencarnya perperangan melawan penyebaran Virus Corona diwilayah administrasi Desa Pusat damai. Surat edaran ini berisi beberapa himbauan untuk dilakukan oleh masyarakat demi keamanan dan kenyamanan bersama dalam menghadapi masa-masa sulit untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19. Adapun himbauan pak Kades Siprianus, A.Md atau pak Joe adalah sebagai berikut: Gawai Nonuminu Podi tahun 2020 sedesa Pusat Damai ditiadakan. Kegiatan yang mengumpulkan orang banyak seperti mengadakan pesta, perkumpulan atau sejenisnya dilarang atau ditunda jadwalnya sampai ada pemberitahuan selanjutnya. Usaha warung atau sembako wajib tutup pukul 21.00 WIB Bidang usaha warung, toko sembako, keuangan (CU dan Bank), minimarket (Alfamart dan Indomaret atau sejenisnya) wajib menyiapkan tempat cuci tangan. Semua warga Pusat Damai wajib menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Surat edaran ini disepakati dan di tandatangi oleh Kades Pusat Damai Pak Sprianus dan Pengurus Adat Sedesa Pusat Damai dengan tembusan surat kepada : Camat Parindu, Kapolsek Parindu, Danramil Parindu, Kepala Puskesmas, Ketua DAD Parindu, dan Kawil sedesa Pusat Damai. Adapun langkah konkrit yang dilakukan oleh pemdes Pusat Damai adalah penyemprotan desinfektan ke rumah warga, fasilitas umum, menggunakan semprot manual dan mobil kebakaran yang melibatkan pihak kapolsek, danramil dan pemadam kebakaran di kecamatan Parindu.

Gawai Dayak ditiadakan di Pusat Damai karena Covid-19 Read More »

Homili Paus Fransiskus dalam rangka berkat Urbi et Orbi

“Ketika senja datang” (Markus 4:35). Perikop Injil yang baru saja kita dengar dimulai demikian. Setelah berminggu-minggu maka saat ini sungguh sudah malam.  Kegelapan tebal telah berkumpul di alun-alun kita, di jalan-jalan dan kota-kota kita; dan telah mengambil alih hidup kita, serta mengisi segala sesuatu dengan keheningan yang membuat tuli telinga dan kekosongan yang menyusahkan, yang menghentikan segalanya yang telah berlalu; kita rasakan hal itu di udara, kita perhatikan dalam gerak tubuh orang lain, tatapan mereka menunjukkannya. Kita menemukan diri kita takut dan tersesat. Seperti para murid dalam Injil, kami terperangah oleh badai yang tak terduga dan bergejolak. Kita telah menyadari bahwa kita berada di kapal yang sama, kita semua rapuh dan bingung, tetapi pada saat yang sama penting dan dibutuhkan, kita semua dipanggil untuk bersatu, masing-masing dari kita perlu menghibur yang lain. Di kapal ini  kita semua sama seperti para murid itu, yang berbicara dengan cemas dengan satu suara, mengatakan “Kita binasa” (ayat 38), jadi kita juga telah menyadari bahwa kita tidak dapat terus memikirkan diri kita sendiri, tetapi hanya bersama-sama kita dapat  melakukan ini. Mudah untuk mengenali diri kita sendiri dalam cerita ini. Yang lebih sulit untuk dipahami adalah sikap Yesus. Sementara para muridnya secara alami waspada dan putus asa, dia berdiri di buritan, di bagian kapal yang tenggelam lebih dulu. Dan apa yang dia lakukan? Meskipun terjadi badai, dia tidur nyenyak, percaya pada Bapa; ini adalah satu-satunya bagian dalam Injil di mana  kita melihat Yesus tidur. Ketika Dia bangun, setelah menenangkan angin dan air, Dia berpaling kepada para murid dengan suara mencela: “Mengapa kamu takut? Apakah kamu tidak memiliki iman? ” (ayat 40) Mari kita coba mengerti. Dalam hal apa para murid mengalami “kekurangan iman”, yang berbeda dengan kepercayaan Yesus? Mereka tidak berhenti percaya pada-Nya; Bahkan, mereka memanggil-manggil Yesus. Namun mari kita lihat bagaimana mereka memanggil-Nya: “Guru, apakah kamu tidak peduli jika kita binasa?” (ayat 38). Apakah kamu tidak peduli: mereka berpikir bahwa Yesus tidak tertarik pada mereka, tidak peduli tentang mereka. Salah satu hal yang paling menyakitkan kita dan keluarga kita ketika kita mendengarnya adalah: “Apakah kamu tidak peduli padaku?” Itu adalah ungkapan yang melukai dan melepaskan badai di hati kita. Itu akan mengguncang Yesus juga. Karena dia, lebih dari siapa pun, peduli pada kita. Memang, begitu mereka memanggilnya, dia menyelamatkan murid-muridnya dari keputusasaan mereka. Badai menyingkap kerentanan kita dan mengungkap kepastian palsu dan berlebihan yang kita miliki tentang bagaimana kita menyusun keseharian kita lengkap dengan jadwal harian, proyek, kebiasaan, dan prioritas kita. Ini menunjukkan bagaimana kita menjadikan tumpul dan lemah apa yang seharusnya menghidupi, membuat kita bertahan dan memperkuat hidup kita dan komunitas kita. Prahara itu menelanjangi semua ide yang sudah lebih dulu kita kemas dan alpa kita tentang apa yang menyuburkan jiwa jemaat kita; semua upaya yang membius kita dengan cara berpikir dan bertindak yang seharusnya “menyelamatkan” kita, tetapi sebaliknya terbukti tidak mampu menempatkan kita berhubungan dengan akar kita dan menjaga hidup ingatan mereka yang telah pergi sebelum kita. Kita menghilangkan antibodi yang kita butuhkan untuk menghadapi kesulitan. Dalam badai ini, bagian depan stereotip-stereotip yang dengannya kita menyamarkan ego kita, yang selalu mengkhawatirkan citra kita, telah menghilang, mengungkap sekali lagi bahwa (menjadi sebuah berkat: ) kepemilikan bersama, yang tidak dapat kita kehilangan: kepemilikan kita sebagai saudara dan saudari. “Kenapa kamu takut? Apakah kamu tidak memiliki iman? ” Tuhan, firman-Mu malam ini menyentak kami dan menyapa kami, kami semua. Di dunia ini, yang Engkau cintai lebih dari kami, kami telah maju dengan sangat cepat, merasa kuat dan mampu melakukan apa saja. Serakah demi keuntungan, kami membiarkan diri kami terjebak dalam berbagai hal, dan terpikat dengan hasrat. Kami tidak berhenti pada celaan Mu kepada kami, kami tidak terguncang oleh perang atau ketidakadilan di seluruh dunia, kami juga tidak mendengarkan seruan orang miskin atau planet kami yang sakit. Kami terus melanjutkan, berpikir kami akan tetap sehat di dunia yang sakit. Sekarang kami berada di lautan badai, kami mohon kepada Anda: “Bangun, Tuhan!”. “Kenapa kamu takut? Apakah kamu tidak memiliki iman? ” Tuhan, Engkau memanggil kami, memanggil kami untuk beriman. Kami yang tidak begitu percaya bahwa Engkau ada, tetapi datang kepada-Mu dan percaya pada-Mu. Prapaskah ini seruan-Mu bergema dengan mendesak: “Bertobatlah!”, “Kembalilah kepadaku dengan sepenuh hati” (Yoel 2:12). Engkau menyerukan kepada kami untuk menggunakan waktu percobaan ini sebagai waktu untuk memilih. Ini bukan waktu penghakiman-Mu , tetapi penghakiman kami: waktu untuk memilih apa yang penting dan apa yang hanya akan berlalu, waktu untuk memisahkan apa yang perlu dari yang tidak. Ini adalah waktu untuk mengembalikan hidup kita ke jalur yang berkaitan dengan-Mu , Tuhan, dan dengan orang lain. Kita dapat melihat begitu banyak teman teladan untuk perjalanan, yang, meskipun takut, telah bereaksi dengan memberikan hidup mereka. Ini adalah kekuatan Roh yang dicurahkan dan dibentuk dalam penyangkalan diri yang berani dan murah hati. Kehidupan dalam Rohlah yang dapat menebus, menghargai, dan menunjukkan bagaimana kehidupan kita dijalin bersama dan didukung oleh orang-orang biasa – yang sering dilupakan orang-orang – yang tidak muncul dalam berita utama surat kabar dan majalah atau di catwalk besar pertunjukan terbaru, tetapi yang tanpa ragu-ragu pada hari-hari ini menulis peristiwa-peristiwa penting di zaman kita: dokter, perawat, karyawan supermarket, petugas kebersihan, pengasuh, penyedia transportasi, pasukan hukum dan ketertiban, sukarelawan, pendeta, pria dan wanita religius dan banyak lagi lainnya yang telah mengerti bahwa tidak seorang pun mencapai keselamatan dengan sendirinya. Dalam menghadapi begitu banyak penderitaan, di mana perkembangan otentik dari bangsa kita dinilai, kita mengalami doa imam Yesus: “Supaya mereka semua menjadi satu” (Yoh 17:21). Berapa banyak orang yang melakukan kesabaran dan menawarkan harapan setiap hari, berusaha untuk tidak menunjukkan rasa takut atau panik tetapi memberikan tanggung jawabnya bersama. Berapa banyak ayah, ibu, kakek nenek, dan guru yang menunjukkan kepada anak-anak kita, dalam gerakan kecil sehari-hari, bagaimana menghadapi dan menuntun diri pada masa krisis ini dengan menyesuaikan rutinitas mereka, mengangkat pandangan mereka dan memperkuat doa mereka. Berapa banyak yang berdoa, mempersembahkan permohonan untuk kebaikan semua. Doa dan pelayanan yang tenang: ini adalah senjata kemenangan kita. “Kenapa kamu takut? Tidakkah kamu memiliki iman? ”Iman dimulai ketika kita menyadari bahwa kita membutuhkan keselamatan. Kita tidak bisa mencukupi diri sendiri; oleh

Homili Paus Fransiskus dalam rangka berkat Urbi et Orbi Read More »

Si jago merah melalap Tayan Hilir

Sanggau Informasi, 27 Maret 2020 posisi Tayan Hilir. Sekitar pukul 7.00 WIB, entah apa penyebab si jago merah marah melalap beberapa ruko di daerah pasar Kawat Tayan Hilir posisi samping kantor post dan kantor post bersebelahan dengan  SMP Negeri 1 Tayan Hilir. Berikut video amatir dari rekan-rekan di Tayan Hilir. https://youtu.be/owyEq-yW2qA Si Jago Merah Marah Untuk info ruko yang terbakar adalah penjual Pangkalan Tabung Gas, milik ibu Ina, kepsek SDN13 Sungai Renggas. Lokasi samping Kantor pos Tayan Hilir. Apa penyebabnya belum diketahui. Ada info terbaru akan di perbaharui disini. Terimakasih sudah mengunjungi Sanggau Informasi.

Si jago merah melalap Tayan Hilir Read More »

Pembentukan Panitia Gawai DAD Tayan Hilir

Sanggau Informasi, Danau Teluk, Minggu, 15 Maret 2020 bertempat di BLK SVD Danau Teluk, Kec. Tayan Hilir telah terbentuk PANITIA GAWAI DAYAK KAB. SANGGAU Thn.2020 Tk. Kec. Tayan Hilir.  Tahun ini pemilihan dan penetapan kepanitian lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya, supaya panitia bisa bekerja dengan leluasa dan maksimal. Yanto Laung Ketua DAD Tayan Sebelum pemilihan pengurus, peserta rapat merancang sistem kepanitian, yang dimulai dari filosofi yang mendasarinya, struktur kepanitian, rekrutmen duta cabang pertandingan. Filosofi sistem kerja kepanitiaan adalah menganut metode proses. Maksudnya panitia bukan mengejar hasil. Kita tidak bertujuan untuk mengejar piala atau menjadi “to be number one”  karena bila tujuannya adalah adalah hasil maka kita bisa terjebak ke pola instan. Namun harus menggali potensi-potensi lokal (desa), yaitu pesona yang mempunyai potensi dan tidak harus yang mempunyai skill.  < p style=”text-align: justify;”>Melalui metode ini, kita ingin mengembangkan sumber daya manusia dan potensi lokal. Struktur kepengurusan panitia berangkat dari filosofi ini adalah memilih orang orang muda dan merupakan refresentasi dari geososiokultural supaya gawai ini sungguh menjadi milik bersama. Sedangkan metode perekrutan duta cabang pertandingan adalah setiap cabang dipercayakan kepada setiap desa, supaya sesuai dengan filosofi kerja kita ingin mengembangkan sumber sumber lokal. Memang muncul dilema, bagaimana mengakomodasi potensi-potensi yang tersebar di desa lain. Disini kita harus menerapkan prinsip minus malum, yaitu dalam situasi dilematis kita harus memilih berdasarkan faktor negatifnya yang paling minimal. Berdasarkan prinsip prinsip inilah panitia nanti bekerja. Selamat kepada Panitia Terpilih !!! dan  Selamat bekerja !!! Yanto Laung ketua DAD Tayan Hilir

Pembentukan Panitia Gawai DAD Tayan Hilir Read More »

Sosialisasi Sanggau Bebas Rabies di Subah

Yulianus Atin kepala desa Subah dan beserta perangkat desa lainnya mengadakan sosialisasi Sanggau Bebas Rabies di Desa subah untuk menindaklanjuti pertemuan sosialisasi di kecamatan pada Kamis, 27 Februari 2020. Yulianus Atin mengundang semua kepala pelaksana kewilayahan desa Subah dan ketua RT sedesa Subah. Sosialisasi berlansung sesuai rencana aman dan nyaman. Sosialiasasi ini sangat penting karena masih terdapat kasus penyakit anjing gila diwilayah Sanggau lainnya. Dengan sosialisasi ini Yulianus Atin berharap semua kepala pelaksana kewilayahan di Desa Subah bisa melapor jika ada kasus Rabies di dusun masing-masing. Pak Kades juga berharap masing-masing kawil atau kepala dusun (Nomenklatur Kepala Pelaksana Kewilayahan) menyampaikan kepada warganya masing-masing terkait langkah antisipasi penanganan jika ada kasus Rabies di wilayahnya. Kampanye Bebas Rabies Oleh Kades Subah Yulianus Atin

Sosialisasi Sanggau Bebas Rabies di Subah Read More »

Dayak Tobak/Tobag atau sering juga dikenal Dayak Tebang adalah kelompok masyarakat suku Dayak menggunakan bahasa Ope

Dayak Tobak/Tobag atau sering juga dikenal Dayak Tebang adalah kelompok masyarakat suku Dayak menggunakan bahasa Ope atau be-ope yang umumnya bermukim di wilayah Kecamatan Tayan Hilir dan Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Wilayah penyebarannya juga terdapat di Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Ketapang. Urak Baope atau Dayak Tobag Di Kabupaten Ketapang, mereka dikenal dengan istilah orang Cempede’. Bahasa sub suku Dayak Tebang Benua ini yang sering juga dikenal dengan istilah bahasa Tebang,Tobak/Tobag. Bahasa ini memperlihatkan ciri-ciri bahasa Melayik, meskipun dalam pemetaan yang dilakukan oleh Wurm dan Hattori (1983), kelompok masyarakat ini dipetakan sebagai kelompok Bidayuhik. Adapun wilayah penyebaran sub suku Dayak Tebang Benua ini adalah sebagai berikut: Kecamatan Tayan Hilir (Kabupaten Sanggau) di Kampung Tebang Benua/Benua raya, Munggu’ Bungkang, Semontol, Sejangkar, Pulo Rawa, Selandak, Rapun, Gontek/Lancak, Cempedak/Gundol, Mayak, Engkareh, Tenggayong, Ganten Simpang Ampar Teluk, Ampar, Jelawat, Muling, Sejotang, Batu Besi, Selingan, Jeramun, Yongko’, Sayok, Serama, Terentang Lalang Kedoko’, Ntajo, Semenduk, Mberas, Kisam, Jonti, Ngkeramas, Beginjan, Lais, Subah, Sebemban, Empotai Segelam dano, Segelam batok, Segelam katok, Jang, Pulo Cempede, Kelompok, Sungai ronggas, Entangis. Kecamatan Meliau (kabupaten Sanggau) di kampung : Sungai Galing, Sungai Mayam Kecamatan Toba (Kabupaten Sanggau) di Kampung : Kelapu, Bagan Asam, Sansat, Sayu, Selayang, Setarakng, Segasik, Kosong-Kosong, Kampung Baru. Ambawang, Mongo ntawa, Seke, Tanjong jangan. Kecamatan Sungai Raya (Kabupaten Kubu Raya) yaitu di Kampung : Tanjung Beringin, Gempar, Bagan Aur, Sungai Lomas, Matalaya, Kp. Baru Kapuas, Separok, Kancel, Tamang, Tanjung Kanis, Temusut, Sungai Majo. Kecamatan Balai Berkuak (Kabupaten Ketapang) yaitu di kampung : Sekucing Labai, Kuala Labai, Kenatu, Bantel dan Sei Layang. Kampung paling tua Dayak Tobak adalah Tebang Benua (dulu disebut “Ruma’ah”) dimana menurut cerita orang tua jaman dulu disini lah asal usul dayak Tobak terbukti dengan adanya kuburan tua dayak tobak yang sampai sekarang masih ada, bahasa yang digunakan dayak Tobak Be-Ope dengan logat yang khas, kehidupan masyarakat dayak tobak yaitu bertani dan berburu hewan di hutan, baik dayak Tobak dari kab. Sanggau, Ketapang maupun Kuburaya bahasa nya sama cuma logat nya agak berbeda ada yang beralon (lembut) dan kasar itu karena letak geografis yang mempengaruhinya. Acara besar dayak tobak yaitu Munjong (Gawai padi, Ikon Budaya Dayak di Tayan Hilir), Betenteng (semangat padi), Ngeratoh (syukuran kelahiran anak). Salam atau Sapaan dapat juga disebut Motto dayak Tobak adalah: “TABE KA JEBATA PEJAJI PENOMPA TOGOH ADAT SUTE SUNGUH“ Oleh kontributor di Wikipedia

Dayak Tobak/Tobag atau sering juga dikenal Dayak Tebang adalah kelompok masyarakat suku Dayak menggunakan bahasa Ope Read More »

Sosialisasi tata kelola Bumdes Wisata Danau Laet Zona 2

Subah, Pemerintahan desa Subah pengadakan temu muka dengan para warga pemilik lahan di tempat Wisata Danau Laet Zona 2. Pertemuan ini membahas tata kelola tempat wisata Danau Laet Zona 2 yang akan dikelola oleh Bumdes Desa, tutur Yulianus Atin kepala Desa Subah. Semua pemilik lahan di wilayah wisata Danau Laet Zona 2 akan menyerahkan atau menghibahkan lahan mereka untuk dijadikan tempat destinasi wisata yang dikelola oleh Bumdes Subah. Pertemuan jajaran pemdes Subah dengan warga ini membahas kesepakatan, dan respon masyarakat sangat baik sekali yaitu mau menghibahkan lahan mereka demi kemajuan Desa Subah. Pertemuan ini dihadiri oleh, ketua BPD Subah dan anggota, Kepala pelaksana kewilayahan dusun Subah, ketua RT 002 Subah, ketua RT 006 Otong dusun Remba Kedokok, ketua Pokdarwis, dan semua pemilik lahan tanah di wisata alam Danau Laet Zona 2.

Sosialisasi tata kelola Bumdes Wisata Danau Laet Zona 2 Read More »

Pantak adalah dokumentasi jaman dulu bagi masyarakat adat Dayak rumpun Kanayatn

Pantak adalah dokumentasi jaman dulu sebelum ada teknologi fotografi bagi masyarakat Dayak rumpun Kanayatn. Masyarakat adat membuat patung untuk mendokumentasikan orang yang berjasa atau pahlawan, maka orang-orang Dayak terutama rumpun Kanayatn banyak membuat patung untuk menghormati tokoh-tokoh atau pahlawannya, patung inilah yang disebut PANTAK. Pantak Dalam foto ini, tergambar beberapa proses ritual ketika saya berkesempatan mengunjungi situs pantak yang ada di Desa Bagak, Kec. Menyuke, Kab. Landak. Nama situs Pantaknya adalah Pantak Nek Gasoh Untuk diketahui, pantak umumnya terbuat dari kayu ulin, namun ada juga yang dipahat di sebuah batu berbentuk manusia lengkap dengan tangan dan kaki. Pantak sendiri terdiri dari berbagai ukuran. Selain sebagai figurative dari tokoh, panglima, atau orang sakti jaman dahulu, Pantak juga dibuat sebagai batas kampung dan pelindung kampung diyakini sebagai penjaga kampung dari musuh atau wabah penaykit. Saat ini keberadaan PANTAK semakin terancam sebab banyak dicuri untuk dijual atau dalam keadaan tidak terawat lagi oleh sebab itu perlu dijaga salah satu warisan budaya Dayak Kenayatn ini. Setelah proses ritual tersebut selesai, di lanjutkan dengan makan bersama. Yang paling penting dalam semua proses tersebut, adalah budaya gotong dan kebersamaan dalam masyarakat. Hal-hal sederhana yang sangat pantas disyukuri. Saya bangga menjadi orang Dayak. Angeline Fremalco, S.H.

Pantak adalah dokumentasi jaman dulu bagi masyarakat adat Dayak rumpun Kanayatn Read More »

Dalam era digital yang terus berkembang, keberadaan media online independen semakin penting untuk memberikan informasi yang terpercaya dan up-to-date. Salah satu platform yang berkontribusi memberikan informasi valid di Kabupaten Sanggau adalah SanggauInformasi.com. Media ini telah muncul sebagai sumber informasi yang memuat berita mengenai pejabat, politik, kepala desa, artis, tokoh masyarakat, serta informasi barang dan jasa.

Free counters!

Jam Dinas

Start online 2019. Powered By Jason Agency.
Hosting By Hostinger.