Larangan Penggunaan iPhone di China: Tanda Kemandirian Teknologi atau Perang Dingin Baru?

Beijing, Tiongkok – Larangan penggunaan iPhone di China yang awalnya diberlakukan untuk pegawai negeri kini meluas ke pegawai pemerintah daerah dan perusahaan milik negara. Langkah ini menimbulkan berbagai spekulasi, mulai dari upaya Beijing untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing hingga perang dingin baru antara China dan Amerika Serikat.

Pemerintah China telah memberlakukan beberapa pembatasan terhadap penggunaan teknologi asing di tempat kerja yang terkait dengan pemerintah setidaknya sejak tahun 2018. Namun, ekspansi larangan penggunaan iPhone kali ini merupakan langkah yang lebih signifikan, mengingat jumlah pegawai pemerintah daerah dan perusahaan milik negara yang sangat besar.

Dikutip dari Reuters, setidaknya 150.000 perusahaan milik negara di China mempekerjakan lebih dari 56 juta orang pada tahun 2021. Jika semua perusahaan tersebut mematuhi larangan penggunaan iPhone, maka dampak yang ditimbulkan bagi Apple bisa sangat besar.

Analis Morgan Stanley Erik Woodring memperkirakan bahwa Apple bisa kehilangan pendapatan sebesar 4% jika larangan penggunaan iPhone di China diberlakukan secara luas. Namun, ia juga mengatakan bahwa tidak yakin pembatasan tersebut akan mengarah pada sesuatu yang lebih luas.

“China sangat penting bagi kesuksesan Apple, namun Apple juga penting bagi perekonomian China,” kata Woodring.

Produksi Apple tetap berpusat di China, di mana sekitar 90% produknya dibuat di negara tersebut. Namun, setelah ketidakstabilan politik dan gangguan akibat pandemi, Apple mempercepat rencana untuk memindahkan beberapa produksi ke negara lain, termasuk Vietnam dan India. Produksi iPhone 14 dipindahkan ke India.

Beberapa analis berpendapat larangan Beijing terhadap Apple adalah bagian dari tindakan balasan, setelah AS terus membatasi akses China terhadap teknologi penting. Huawei misalnya, sangat dibatasi ruang geraknya oleh AS.

Namun, analis lainnya berpendapat bahwa larangan tersebut tidak hanya ditujukan pada Apple, tetapi juga pada semua perusahaan teknologi asing. Pemerintah China ingin mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan mengembangkan teknologi dalam negeri.

“Ini adalah bagian dari upaya China untuk menjadi lebih mandiri dalam teknologi,” kata analis dari Eurasia Group, David Dollar.

Apa pun alasannya, larangan penggunaan iPhone di China merupakan langkah yang signifikan yang akan berdampak pada kedua belah pihak. Untuk Apple, larangan tersebut bisa menjadi pukulan besar bagi pendapatannya di pasar China. Sementara itu, bagi China, larangan tersebut bisa menjadi salah satu langkah untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing.

Dalam konteks perang dingin baru antara China dan Amerika Serikat, larangan penggunaan iPhone di China bisa dilihat sebagai simbol dari persaingan teknologi antara kedua negara. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah larangan tersebut akan memicu eskalasi konflik atau tidak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *