Jakarta, 24 Juli 2024 – Konferensi Nasional bertajuk “Eksistensi dan Urgensi Pengelolaan Pendidikan Formal” diselenggarakan hari ini dengan tujuan memperkuat peran pendidikan formal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Fokus utama acara ini adalah mengatasi ketimpangan pendidikan, terutama di kalangan masyarakat Dayak, yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam aspek pendidikan dan pembangunan.
Konferensi dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Sanggau, Bapak Jumadi, S.Sos., M.Pd, dan Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG), Pdt. Petrus Musa, M.Div., M.Pd.. Keduanya menekankan pentingnya pengelolaan pendidikan formal sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi ketertinggalan masyarakat Dayak dalam berbagai sektor.
Pendidikan sebagai Solusi Ketimpangan
Dalam sambutannya, Bapak Jumadi, S.Sos, M.Pd menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya tingkat pendidikan formal di kalangan masyarakat Dayak. Ia menyoroti bahwa salah satu faktor utama ketimpangan ini adalah sikap dan mentalitas terhadap pendidikan.
“Banyak masyarakat Dayak yang merasa bahwa bersekolah atau tidak, hasilnya tetap sama. Pandangan ini harus diubah. Pendidikan formal adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah,” tegasnya.
Di bawah naungan Yayasan Warisan Perjuangan Hidup (YWPH), program sosialisasi pendidikan ini dirancang untuk merubah pola pikir masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Program ini juga bertujuan mengikis stigma negatif terhadap pendidikan formal dan mengajak masyarakat untuk melihat pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
Kolaborasi untuk Perubahan
Pdt. Petrus Musa menambahkan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. “Perubahan ini tidak bisa dicapai oleh satu pihak saja. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bekerja bersama untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun anak yang tertinggal,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan tidak hanya soal akademik, tetapi juga membangun karakter, moral, dan sikap positif terhadap kehidupan. Program ini, menurutnya, adalah langkah awal yang penting dalam menciptakan SDM yang unggul, khususnya bagi masyarakat Dayak.
Harapan Masa Depan
Konferensi ini diharapkan mampu menjadi platform untuk merumuskan kebijakan yang lebih inklusif dan strategis dalam pengelolaan pendidikan formal. Dengan dukungan dari berbagai pihak, visi untuk menciptakan masyarakat Dayak yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing di tingkat nasional dapat segera terwujud.
Melalui kolaborasi ini, Bapak Jumadi dan Pdt. Petrus Musa berharap bahwa pendidikan dapat menjadi landasan utama dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Dayak, sekaligus berkontribusi pada kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Eksplorasi konten lain dari Sanggau Informasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.